Jumat, 15 Januari 2010

Additive merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam fluida dasar dengan komposisi tertentu sehingga menghasilkan performance suatu fluida perekah yang diinginkan. Suatu fluida perekah harus menghasilkan friksi tekanan yang kecil dan tetap berviskositas besar agar dapat menahan proppant serta bisa turun kembali viskositasnya setelah selesai pelaksanaan perekahan dan penempatan proppant agar dapat memproduksi dari formasi dengan mudah. Oleh sebab itu diperlukanlah additive. Jenis-jenis additive yang dipakai adalah thickener, Crosslinker (penyatu atau pengikat molekul sehingga rantai menjadi panjang dan viskositas akan meningkat), Breaker (pemecah), Viscosity stabilizer (penstabil viskositas), Fluid loss additive (zat tambahan untuk mencegah kehilangan fluida), Surfactant (surface active agent), Buffers (pengontrol pH), Radioactive tracers, Biocides (anti bakteri), Pencampur gel, Friction reducer (pengecil friksi), Clay stabilizers (penstabil clay), Crosslinker control agents (mengontrol zat untuk pengikat molekul), Iron control agents (pencegah pengendapan besi di formasi), Paraffin control, Scale inhibitors (pencegah scale), Extenders, clean up, dan energizing agents (mempermudah produksi kembali).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar